Oleh: Udi Sukrama
Tuhan menciptakan bumi dan segala isinya saling berkaitan satu sama
lain. Coba renungkan jika lingkungan menjadi rusak, seperti tumbuhan rusak,
sungai tercemar, hewan menjadi punah, dan bumi yang rusak akibat eksploitasi
penambangan! Kondisi tersebut tentu dapat menyengsarakan manusia.
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan atau komponen makhluk
hidup yang ada di lingkungan, tentu memiliki
peranan yang sangat penting dibandingkan makluk lainnya. Hal ini karena sebagai
makhluk berpikir dan bernalar, manusia merupakan komponen biotik lingkungan
yang aktif. Mengapa dikatana demikian? Karena manusia dapat mengelola dan mengubah ekosistem
sesuai dengan apa yang dikehendaki. Untuk itu, seharusnya manusia memahami
bagaimana menyelaraskan dan menyeimbangkan kehidupannya dengan alam.
A. Manusia harus Menjaga Keseimbangan
Ekosistem Alam
Ekosistem
alam merupakan ekosistem yang terbentuk dengan sendirinya tanpa campur
tangan manusia. Apa itu ekositem? Ekosistem adalah suatu hubungan makhluk
hidup yang terbentuk oleh hubungan timbal balik yang tidak terpisahkan antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Pada kenyataannya, Keseimbangan ekosistem di
alam telah terganggu karena kegiatan manusia. Manusia menjadi penyebab
gangguan terbesar terhadap ekosistem. Salah satu contoh kegiatan manusia yang
merusak keseimbangan ekosistem, yakni penebangan hutan secara liar.
Ekosistem dibentuk oleh komponen-komponen makhluk hidup
(biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik). Komponen biotik terdiri dari
manusia, hewan dan tumbuhan. Komponen makhluk hidup atau abiotik merupakan semua faktor
penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda mati. Komponen-komponen
tersebut, antara lain cahaya matahari, suhu, oksigen, air, dan tanah.
Dalam sebuah ekosistem terdapat satuan-satuan makhluk hidup, meliputi individu,
populasi, komunitas, ekosistem, bioma, dan biosfer.
Dalam ekosistem, pasti terdapat hubungan timbal balik antara
komponen yang satu dengan yang lain. Hubungan timbal balik yang terjadi dapat berupa
hubungan yang saling menguntungkan, merugikan, atau tidak berpengaruh terhadap
satu dengan yang lainnya. Ekosistem yang dikatakan seimbang adalah apabila
semua komponen baik biotik maupun abiotik berada pada porsi yang seharusnya
baik jumlah maupun peranannya dalam lingkungan. Dalam ekosistem terjadi
peristiwa makan memakan yang kita sebut dengan istilah rantai makanan.
Pada dasarnya, sebuah rantai makanan jumlah masing-masing
anggotanya harus sesuai dengan aturan ekosistem. Ekosistem yang tidak
seimbang terjadi apabila semua komponen biotik maupun abiotik tidak berada pada
porsi yang seharusnya. baik jumlah maupun perananya dalam lingkungan. Sehingga
dapat dikatakan tidak seimbang jika salah satu komponen pada ekosistem tersebut
rusak.
B.
Faktor Penyebab Terganggunya
Keseimbangan Ekosistem
Manusia dengan kemampuan berpikir dan berbagai akalnya dapat dengan mudah mengubah suatu lingkungan. Kita dapat
saksikan saat ini banyak terjadi kerusakan dan ketidakseimbangan ekosistem
akibat hasil ulah manusia. Manusia merupakan salah satu factor yang
dapat memengaruhi keseimbangan ekosistem karena keberadaan dan aktivitas, di
samping faktor alam. Berdasarkan penyebabnya,
tergangunya keseimbangan ekosistem terbagi menjadi dua, yakni faktor alam dan
faktor manusia.
Terganggunya keseimbangan ekosistem akibat faktor alam pada umumnya terjadi akibat bencana
alam. Misalnya, banjir, gempa bumi, gunung meletus, dan tsunami. Jika suatu
lingkungan terkena bencana biasanya akan terdapat salah satu komponen yang
rusak sehingga menyebabkan lingkungan menjadi tidak seimbang. Kedua, faktor penyebab terganggunya ekosistem adalah factor
manusia. Faktor manusia ini akibat kecerobohan dan keserakahan manusia
melalui aktivitasnya. Aktivitas manusia ini dapat menyebabkan terganggunya
keseimbangan ekosistem. Berikut ini beberapa kegiatan manusia yang mempengaruhi
keseimbangan ekosistem.
1. Penebangan Pohon secara Liar dan Pembakaran Hutan
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu berupaya
memenuhi kebutuhannya. Contohnya, kebutuhan akan alat-alat rumah tangga terbuat
dari kayu. Manusia menggunakan berbagai jenis kayu untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangganya, seperti jenis kayu meranti, kamper, jati, dan mahoni. Manusia
memperoleh jenis-jenis kayu tersebut dari hutan. Untuk memenuhi kebutuhannya
itu, manusia melakukan penebangan pohon di hutan. Bahkan, penebangan tersebut
bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya saja, tetapi mulai berpikir ke
aspek ekonomi. Dengan demikian, mulailah penebangan hutan secara liar.
Adanya penebangan hutan secara liar dapat menimbulkan
kerusakan pada tempat hidup tumbuhan dan habitat hewan. Akibatnya banyak jenis
tumbuhan yang menjadi berkurang, bahkan menjadi langka.
Jika banyak jenis tumbuhan berkurang maka sumber makanan untuk hewan-hewan yang
hidup di hutan pun akan berkurang bahkan punah.
Hal ini karena itu banyak hewan yang kekurangan makanan dan pada
akhirnya mati. Sehingga banyak hewan yang musnah dan menjadi langka.
Kegiatan manusia yang menimbulkan kerusakan lingkungan selain
melakukan penebang pohon, kadang membuka lahan pertanian dan perumahan.
Pembukaan lahan tersebut dilakukan dengan cara membakar hutan. Akibatnya
lapisan tanah dapat terbakar, tanah menjadi kering dan tidak subur. Hewan-hewan
tanah tidak dapat hidup, hewan-hewan besar banyak yang mencari makan ke tempat
lain, bahkan sampai ke pemukiman manusia. Hal ini juga dapat merusak
keseimbangan ekosistem.
Adanya penebangan hutan secara liar dapat menimbulkan
kerusakan pada tempat hidup tumbuhan dan habitat hewan. Akibatnya banyak jenis
tumbuhan yang menjadi berkurang, bahkan menjadi langka.
Kegiatan manusia yang menimbulkan krusakan lingkungan selain
melakukan penebang pohon, kadang membuka lahan pertanian dan perumahan.
Pembukaan lahan tersebut dilakukan dengan cara membakar hutan. Akibatnya
lapisan tanah dapat terbakar, tanah menjadi kering dan tidak subur. Hewan-hewan
tanah tidak dapat hidup, hewan-hewan besar banyak yang mencari makan ke tempat
lain, bahkan sampai ke pemukiman manusia. Hal ini juga dapat merusak
keseimbangan ekosistem.
Penangkapan secara liar pada beberapa hewan, seperti penyu,
cendrawasih, badak, dan harimau dapat menyebabkan hewan-hewan tersebut menjadi langka. Manusia ada yang berburu hewan hanya
untuk bersenang-senang. Juga ada yang memanfaatkan sebagai bahan makanan,
hiasan, atau pakaian.
3. Penggunaan Pupuk yang Berlebihan
Para petani biasanya melakukan beberapa cara agar hasil
pertaniannya tetap baik dan banyak. Cara-cara yang dilakukan oleh para petani
itu di antaranya dengan pemupukan dan pemberantasan hama. Pupuk tanaman yang
digunakan para petani ada dua macam, yaitu pupuk alami dan pupuk buatan
Pupuk alami adalah pupuk yang dibuat dari bahan-bahan alami,
misalnya dari kotoran hewan atau dari daun-daunan yang telah membusuk. Pupuk
alami dikenal dengan sebutan pupuk kandang atau pupuk kompos. Pupuk buatan
adalah pupuk yang dibuat dari bahan kimia. Contoh pupuk buatan adalah urea,
NPK, dan ZA. Penggunaan pupuk buatan harus sesuai dengan aturan pemakaian
karena dapat mempengaruhi ekosistem. Pupuk buatan yang berlebihan jika kena air
hujan akan larut dan terbawa air ke sungai atau danau. Akibatnya di tempat
tersebut terjadi penumpukan unsur hara sehingga gulma tumbuh subur.
Untuk memberantas hama, para petani menggunakan pestisida
atau insektisida. Contoh penggunaan insektisida yang merusak ekosistem adalah
penggunaannya tidak tepat waktu, jumlahnya berlebihan, dan jenis insektisidanya
tidak sesuai. Penggunaan insektisida dan pestisida ini harus sesuai dengan
ketentuan agar tidak membunuh makhluk hidup yang lain, seperti burung atau
hewan lainnya yang tidak merusak tanaman.
4. Pembuangan Limbah dan Sampah
Sebagian besar aktivitas yang dilakukan manusia
pasti menghasilkan sampah atau limbah. Mulai dari limbah rumah tangga,
pertanian, transportasi, sampai limbah industri. Plastik yang digunakan sebagai
pembungkus merupakan contoh limbah rumah tangga. Pestisida jika digunakan
berlebihan dapat menjadi limbah pertanian. Asap kendaraan merupakan limbah
transportasi. Adapun contoh limbah industri berupa limbah cair dan asap. Sampah
dan limbah tersebut ada yang mudah diuraikan dan ada pula yang sulit diuraikan.
Jika pengolahan sampah tidak dilakukan dengan benar, yang terjadi adalah kerusakan
lingkungan.
5. Kegiatan Mencemari Lingkungan
Mencemari
lingkungan artinya menambahkan zat pencemar (polutan) pada lingkungan sehingga
lingkungan menjadi tercemar. Ada beberapa macam pencemaran, yaitu:
a. Pencemaran Tanah
Pencemaran
tanah,' Yaitu masuknya polutan berupa bahan cair atau padat yang masuk ke
dalam tanah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, seperti plastik,
kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke tanah. Faktor
lain, yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke dalam tanah
dapat berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah.
b. Pencemaran Air
Pencemaran
air, Yaitu masuknya polutan berupa bahan cair atau padat yang masuk ke
dalam air.
Pencemaran
udara, Yaitu masuknya polutan udara seperti asap kendaraan, debu, dan jelaga.
Pencemaran
suara Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal
terbang, deru mesin pabrik, radio, atau tape recorder yang berbunyi keras
sehingga mengganggu pendengaran.
6.
Kegiatan Pembangunan
Pembangunan
jalan yang melewati hutan dapat merusak lingkungan. Pohon-pohon yang
menjadi tempat tinggal dan sumber makanan hewan ditebang
sehingga hewan tersebut terancam keberadaannya. Aktivitas ini sangat
mengganggu keseimbangan lingkungan. Daerah-daerah di sekitar perbukitan
dapat terkena bencana, seperti banjir dan tanah longsor.
7.
Kegiatan Penambangan
Pengeboran minyak dan penambangan mineral
secara terbuka pun akan menimbulkan kerusakan lingkungan. Pengeboran
minyak dan pertambangan terbuka dapat mengurangi sumber daya alam dan mencemari daerah
sekitarnya. Akibat kegiatan tersebut cukup sulit untuk ditanggulangi dan
menyebabkan suatu daerah menjadi tidak produktif.
8.
Penggunaan Kendaraan Bermotor
Bahan bakar dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan
bermotor. Bahan bakar dapat berupa bensin dan solar. Pembakaran bahan
bakar menyebabkan polusi udara. Pembakaran tersebut antara lain
menghasilkan gas karbon dioksida menjadi bertambah. Hal ini mengakibatkan bumi
semakin panas. Kondisi ini mengakibatkan beberapa jenis makhluk hidup kesulitan
beradaptasi. Beberapa diantaranya ada yang mati, dan keseimbangan ekosistem
menjadi terganggu.
C. Dampak Ketidakseimbangan Ekosistem terhadap Makhluk Hidup
Perubahan lingkungan dapat terjadi oleh aktivitas
manusia atau kejadian alam seperti letusan gunung berapi, tanah longsor, dan
kebakaran hutan. Perubahan lingkungan yang terjadi, baik yang dilakukan oleh
manusia atau kejadian alam dapat bersifat positif, artinya bermanfaat bagi
kesejahteraan manusia dan bersifat negatif yang merugikan bagi kehidupan
manusia.
Penebangan pohon secara liar di hutan tanpa
perhitungan akan menimbulkan akibat yang saling berantai antara faktor biotik
dan abiotik. Penebangan hutan berarti menghilangkan sebagian besar produsen
dalam suatu ekosistem. Karena itu akan menyebabkan kepunahan sebagian flora dan
fauna yang ada di hutan tersebut. Bila hujan turun pada tanah yang terbuka,
maka air akan langsung masuk ke dalam tanah yang memiliki kesuburan yang
tinggi. Dengan tidak adanya pohon yang menahan air hujan yang meresap ke dalam
tanah akan menyebabkan aliran air di permukaan tanah menjadi besar. Adanya
aliran yang besar dan cepat akan mengikis permukaan tanah yang subur.
Ekosistem yang tidak seimbang akan membawa dampak
buruk terhadap makhluk hidup yang ada di dalamnya. Dampak tersebut sudah pasti
sangat merugikan. Berikut ini beberapa dampak akibat terganggunya keseimbangan
ekosistem bagi makhluk hidup, di antaranya:
Kepunahan suatu spesies atau populasi, Jika
gajah terus diburu untuk diambil gadingnya, tidak hanya akan menyebabkan
populasi gajah semakin berkurang tetapi dapat menyebabkan spesies gajah akan
hilang dari muka bumi.
Kerusakan atau bencana, yang paling dominan
merasakan dampak dari bencana adalah manusia. Manusia akan selalu merasa
khawatir dan takut jika bumi ini mengalami terus-menerus bencana. Bencana
sangat merugikan manusia. Manusia bisa kehilangan segala-galanya akibat
bencana. Kehilangan harta benda, tempat tinggal bahkan kehilangan nyawa.
Munculnya
anomali (keanehan) ekosistem, Keanehan-keanehan sering muncul akibat
ekosistem yang tidak seimbang.
Inilah beberapa tulisan saya, silakan membacanya.

No comments:
Post a Comment