Saturday, April 15, 2017

MENGHARGAI JASA PAHLAWAN






Kita harus bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa bahwa Negara Indonesia telah merdeka dan terbebas dari belenggu penjajahan.  berkat jasa dan pengorbanan para pahlawan Negara Indonesia. Tentunya perjuangan para pahlawan dalam memerdekakan Negara Indonesia tidaklah mudah. Mereka berjuang melawan penjajah dengan semangat rela berkorban yang tinggi. Mereka mempertaruhkan nyawa dan harta demi kemerdekaan bangsa Indonesia.
Kita harus bersyukur, berkat jasa para pahlawan, saat ini kita telah menikmati kemerdekaan. Kita harus menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah rela berkorban mewujudkan kemerdekaan. Selain itu, kita juga perlu meneladani semangat, rela berkorban, dan keberanian para pahlawan. Siapa saja pahlawan itu dan bagaimana cara menghargai mereka? Untuk itu, mari kita bahas bersama.

A.  Mengenal Pahlawan dan Patriotisme serta Tokoh Pahlawan di Indonesia
              
               Kita sering mendengar kata pahlawan dan patriotisme. Kata pahlawan dan kata patriotisme selalu berkaitan, bahkan para pahlawan sering disebut sebagai patriot bangsa.  Patriot berarti orang yang cinta terhadap tanah airnya. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa pahlawan dapat diartikan orang yang gagah berani dan mau berkorban dalam membela kebenaran. Sementara itu, patriotisme merupakan sikap cinta tanah air. Artinya, sikap dan semangat yang sangat cinta kepada tanah air sehingga berani berkorban demi membela  negara.
Sikap patriotisme telah dicontohkan oleh banyak pejuang kita. Mereka rela berkorban dan pantang menyerah dalam membela tanah air dan bangsa. 
               Gelar sebutan pahlawan bukanlah sekadar sebutan saja, tetapi para memang telah ditunjukkan dengan perjuangannya membela negara. Misalnya perjuangannya ketika melawan penjajah Belanda dan penjajah Jepang. Pahlawan-pahlawan nasional Indonesia yang telah menunjukkan sikap kepahlawanan dan patriotismenya dalam perjuangannya melawan penjajah, di antaranya sebagai berikut.


1)            Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessy memimpin perlawanan rakyat Maluku melawan penjajah Belanda, pada tanggal 16 Mei 1817 berhasil merebut benteng Duurstede. Ia lahir di Maluku, 8 Juni 1783 dan meninggal di Ambon pada16 Desember 1817.
2)            Tuanku Imam Bonjol adalah pemimpin Paderi yang terkenal.Ia lahir di Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat, Indonesia 1772 dan wafat di Lotak, Pineleng, Minahasa, 6 November 1864. Tuanku Imam Bonjol pada tahun 1821 -1837 memimpin rakyat Sumatera Barat yang berperang melawan penjajah Belanda. Pejuangnya berperang melawan penjajahan Belanda, dalam peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri pada tahun 1803-1838.
3)            Pangeran Diponegoro adalah pemimpin perjuangan rakyat Jawa Tengah yang melawan penjajah Belanda. Ia ahir di Yogyakarta, 11 November 1785 dan meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Januari 1855. Perang Diponegoro berlangsung tahun 1825 – 1830.
4)            Pangeran Antasari memimpin rakyat Kalimantan melawan penjajah Belanda.  Ia adalah Sultan Banjar. Pada 14 Maret 1862, beliau dinobatkan sebagai pimpinan pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar (Sultan Banjar) dengan menyandang gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin. Pada tanggal 18 April 1859 pasukan Antasari menyerbu Pengaron yang kemudian terkenal dengan sebutan Perang Banjar.
5)            I Gusti Ktut Jelantik memimpin rakyat Bali berjuang menghalau penjajah Belanda.  Ia merupakan patih Kerajaan Buleleng. Dalam sepak terjangnya, ia berperan dalam Perang Jagaraga yang terjadi di Bali pada tahun 1849.
6)            Sisingamangaraja XII memimpin masyarakat Batak yang berjuang melawan penjajah Belanda. Ia lahir di Bakara, 18 Februari 1845. Ia adalah seorang raja di negeri Toba, Sumatera Utara. Demi mengusir penjajah Belanda, ia memimpin rakyatnya untuk berperang melawan Belanda.
7)            Cut Nyak Dhien adalah pahlawan wanita dari Aceh yang berjuang melawan penjajah Belanda. Cut Nyak Din lahir di Lampadang Provinsi Aceh tahun 1850. Ia wafat dalam pengasingan di Sumedang Jawa Barat 6 November 1908.
8)            Teungku Cik Di Tiro adalah salah seorang pahlawan dari Aceh yang terlibat perang Aceh melawan Penjajah Belanda. Ia adalah tokoh yang kembali menggairahkan Perang Aceh pada tahun 1881 setelah menurunnya kegiatan penyerangan terhadap Belanda. Ia wafat pada bulan Januari 1891 di benteng Aneuk Galong.

               Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah tidak hanya dilakukan dengan perjuangan menggunakan senjata atau melalui perang saja, namun terdapat pula pahlawan-pahlawan kita yang berjuang melalui bidang-bidang lain, di antaranya adalah :
1)  Ir Soekarno dan Drs Muhammad Hatta berjuang melalui bidang politik
2) WR.Supratman berjuang melalui bidang sosial
3) RA. Kartini berjuang melalui bidang sosial
4) Ki Hajar Dewantara berjuang melalui bidang pendidikan
5) KH. Ahmad Dahlan berjuang melalui bidang pendidikan
6) Dewi Sartika berjuang melalui bidang pendidikan

Pahlawan-pahlawan tersebut tadi, baik yang berjuang dengan menggunakan senjata maupun yang berjuang melalui bidang-bidang lain. Seperti yang kita ketahui, masih banyak pahlawan-pahlawan lain yang belum disebutkan. Pahlawan-pahlawan tersebut ada di setiap daerah masing-masing. Hal ini mengingat berlangsungnya penjajahan  Belanda selama 3, 5 abad dan penjajahan Jepang  selama 3, 5 tahun. Para penjajah tersebut menjajah setiap daerah-daerah yang ada di Indonesia.

B. Menghargai Jasa Pahlawan Bangsa

Kita tahu betapa besarnya jasa pahlawan. Mereka berjuang melawan penjajah demi menciptakan Indonesia yang merdeka. Mereka berjuang bukan hanya  mengorbankan harta benda bahkan nyawa. Mereka berjuang tanpa pamrih. Kini, hasil perjuangan para pahlawan, tentu telah kita rasakan saat ini. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus menghargai jasa para pahlawan. Berikut ini adalah beberapa sikap yang dapat kita lakukan dalam menghargai jasa pahlawan.

1.Mendoakan Para Pahlawan yang Telah Gugur dan Mengunjungi Veteran Perang

Kemerdekaan bangsa Indonesia ini tidak diproleh dengan mudah. Para pahlawan berjuang dengan penuh pengorbanan demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Banyak di antara mereka yang telah gugur di medan peperangan. Sebagai bangsa yang tidak pernah lupa akan jasa pahlawannya, kita sebaiknya mendoakan para pahlawan yang telah gugur. Jika ada veteran perang di daerah kita, sebaiknya kita mengunjungi dan menyantuninya. Kita harus berterima kasih atas pengorbanan yang telah dilakukan para pahlawan demi menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Mengisi Kemerdekaan dengan Kegiatan Positif

Kita sebagai generasi penerus bangsa harus mengisi kemerdekaan ini dengan kegiatan yang positif. Misalnya, belajar dengan tekun, menjaga peninggalan sejarah, dan menjaga kesatuan dan persatuan.

a.      Belajar dengan Tekun
Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus mengisi kemerdekaan dengan belajar yang tekun. Saatnya kita berjuang memberantas kebodohan dengan belajar yang tekun. Jika kita belajar dengan tekun, tentu akan memperoleh ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ini dapat digunakan untuk membangun bangsa dan Negara.


b.      Menjaga Peninggalan Sejarah

Sejak dahulu bangsa Indonesia sudah mampu menciptakan berbagai benda dan karya yang sangat berharga. Peninggalan sejarah tersebut sebagai bukti bahwa Indonesia telah memiliki budaya yang tinggi. Semua peninggalan bersejarah penting artinya bagi sebuah negara. Peninggalan sejarah merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya. Sebagai generasi penerus, kita wajib  melestarikan peningggalan sejarah Indonesia.
Beberapa manfaat yang didapat dari menjaga kelestarian peninggalan sejarah, antara lain:
1)      memperkaya khasanah kebudayaan bangsa Indonesia,
2)      menambah pendapatan Negara karena digunakan sebagai objek wisata,
3)       menyelamatkan keberadaan benda peninggalan sejarah,
4)      dapat memanfaatkan untuk objek penelitian.

c.       Menjaga Kesatuan dan Persatuan
Dalam pergaulan sehari-hari, tentu kita bertemu dengan teman yang berbeda suku, budaya, ras, adat ataupun agama. Dalam pergaulan ini, kita tidak boleh pilih-pilih dalam berteman. Ingatlah bahwa dahulu para pahlawan bersatu dari setiap daerah untuk mengusir penjajah dari Indonesia. Mereka menjujnjung tinggi semboyan.  “Bhinneka Tunggal Ika” , artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Kemerdekaan Indonesia tidak akan tercapai jika tidak ada persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk itu, jagalah persatuan dan kesatuan bangsa dengan cara saling menghormati satu sama lain, bertoleransi antar suku, bangsa umatberagama.

C. Menunjukkan  Sikap Meneladani Kepahlawanan dan Patrotisme
              
               Sikap kepahlawanan dan patriotisme tidak hanya terjadi pada masa perjuangan  melawan penjajah. Sikap kepahlawanan dan patriotisme tidak hanya dapat ditunjukkan dengan perang melawan penjajah. Sikap kepahlawanan dan patriotisme dapat ditunjukkan setiap saat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, membantu teman yang sedang tertimpa musibah banjir, dan berani berkorban demi kepentingan bersama.  Sikap-sikap para pahlawan yang dapat kalian teladani di antaranya rela berkorban, dan berjiwa besar.
1. Rela Berkorban
               Sikap rela berkorban mengandung makna sikap tidak mementingkan diri sendiri.  Sikap tela berkorban dapat dilakukan kehidupan dalam keseharian. Contoh rela berkorban dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
1)            Sikap rela berkorban di lingkungan rumah, di antaranya berbakti kepada orang tua dan membantu orang tua.
2)      Sikap rela berkorban di lingkungan sekolah, di antaranya membantu teman yang terkena musibah, dan melaksanakan piket bersih kelas.
3)      Sikap rela berkorban di lingkungan masyarakat, di antaranya bergotong royong bekerja bakti, dan melakukan ronda malam.
2. Berjiwa Besar
               Sikap berjiwa besar adalah sikap menerima suatu keadaan dengan ikhlas. Ciri-ciri orang yang memiliki sikap berjiwa besar, di antaranya sebagai berikut.
1)      selalu sabar dalam berbagai cobaan,
2)      suka bekerja keras dan beratanggung jawab,
3)      menerima kekalahan dan kemenangan dengan lapang dada,
4)      bersedia meminta maaaf dan memberi maaf, dan
5)       mau menerima pendapat orang lain.

Tentunya masih banyak lagi sikap-sikap kepahlawanan dan patriotisme parra pahlawan yang bisa kita teladani.

Demikianlah tulisan ini, semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment